Askep sistem muskuloskeletal pdf




















Subing Ridwan. A short summary of this paper. Download Download PDF. Translate PDF. Mansjoer A, Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang, fraktur diakibatkan oleh tekanan eksternal yang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang. Bila fraktur mengubah posisi tulang struktur yang ada disekitarnya otot,tendon,saraf dan pembuluh darah juga mengalami kerusakan.

Edera traumatik paling banyak menyebabkan fraktur. Fraktur patologis terjadi tanpa trauma pada tulang yang lemah karena demineralisasi berlebihan. Fraktur adalah terputusnya continuitas tulang dan ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya. Brunner, Suddarth, Trauma, seperti kecelakaan lalu lintas atau terjatuh 2. Keadaan patologis, seringkali disebabkan oleh metastasis dari suatu tumor 3.

Degenerasi, terjadi oleh karena kemunduran fisiologis dari jaringan tulang itu sendiri 4. Spontan, terjadi oleh karena tarikan otot yang sangat kuat C. Fraktur tertutup closed Bila tidak ada hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar 2. Menurut R. Gustillo fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yaitu: a. Derajat II 1 Laserasi lebih dari 1 cm 2 Kerusakan jaringan lunak tidak luas 3 Fraktur kominutif sedang 4 Kontaminasi sedang c. Derajat III Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi stuktur kulit, otot dan neurovaskulerserta kontaminasi derajat tinggi.

Fraktur derajat III terbagi atas: 1 Jaringan lunak yang menutupi fragmen tulang adekuat, meskipun terdapat laserasi luas, atau fraktur segmental sangat kominutif yang disebabkan oleh trauma berenergi tinggi tanpa melihat besarnya ukuran luka. Komplit atau tidak komplit a. Fraktur komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang seperti terlihat pada foto b. Bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma a.

Garis patah melintang: trauma langsung b. Garis patah oblik: trauma angulasi c. Garis patah spiral: trauma rotasi d. Fraktur avulsi: trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya di tulang misalnya fraktur patela 3. Jumlah garis patah a.

Fraktur kominitif: garis patah lebih drai satu dan saling berhubungan b. Fraktur segmental: garis patah lebih dari satu tapi tidak saliung berhubungan. Bila dua garis patah disebut pula garis bifokal c.

Fraktur multipel: geris patah lebih dari satu tetapi padatulang yang berlainan tempatnya. Bergeser atau tidak bergeser a. Fraktur Undisplaced tidak bergeser Garis patahnya komplit tapiu kedua fragmen tidak bergeser, periosteum utuh b. Fraktur displased bergeser Terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur yang juga disebut lokasi fragmen Mansjoer.

Nyeri terus menerus dan bertambah berat sampai fragmen tulang di inmobilisasi 2. Hilangnya fungsi, ekstremitas tidak dapt berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada fungsi normal tulang tempat melekatnya otot. Pergeseran fragmen pada fraktur lengan dan tungkai menyebabkan deformitas terlihat maupun teraba diketahui dengan membandingkan ekstremitas yang normal.

Pada fraktur panjang terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan bawah tempat fraktur. Saat eksremitas diperiksa dengan tangan teraba adanya derik tulang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen tulang satu dengan yang lainnya. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Pada suatu fraktur biasanya periosteum tercabik, pembuluh darah hancur dan fragmen- fragmen tulang tercerai-berai 2.

Pembelahan cepat sel-sel pembentuk tulang dan pembentuk tulang rawan pada daerah yang patah membentuk suatu pita yang semakin lama semakin menebal, terdiri dari kallus interna dan kalus eksterna 3. Osteoblas membentuk trabekula yang melekat pada tulang dan meluas ke pecahan tulang lain 4.

Bagian yang patah dijembatani oleh tulang yang kompak dan kontur dari tulang utuh yang baru dibentuk kembali Price, H. Komplikasi awal a. Syok hipovomik atau traumatik akibat perdarahan baik perdarahan yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan dan kehilangan cairan eksternal ke jaringan yang rusak dapat terjadi pada fraktur ektremitas, toraks, pelvis dan vertebra.

Sindrom emboli lemak, pada saat terjadi fraktur, globula lemak dapat masuk kedalam darah karena tekanan sum-sum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler atau karena katekolamin yang dilepaskan oleh reaksi stres pasien akan memobilisasi asam lamak dan memudahkan terjadinya globula lemak dalam aliran darah.

Sindrom kompartemen, merupakan masalah yang terjadi saat perfusi jaringan dalam otot kurang dari yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan.

Arthritis sendi-sendi jari-jari tangan 4. Arthritis yang simetris 5. Nodula reumatoid dan Faktor reumatoid dalam serum 6. Perubahan-perubahan radiologik erosi atau dekalsifikasi tulang Diagnosis artritis reumatoid dikatakan positif apabila sekurang-kurangnya empat dari tujuh kriteria ini terpenuhi.

Empat kriteria yang disebutkan terdahulu harus sudah berlangsung sekurang-kurangnya 6 minggu. Adapun penatalaksanaan umum pada rheumatoid arthritis antara lain : 1. Pemberian terapi Pengobatan pada rheumatoid arthritis meliputi pemberian aspirin untuk mengurangi nyeri dan proses inflamasi, NSAIDs untuk mengurangi inflamasi, pemberian corticosteroid sistemik untuk memperlambat destruksi sendi dan imunosupressive terapi untuk menghambat proses autoimun.

Pengaturan aktivitas dan istirahat Pada kebanyakan penderita, istirahat secara teratur merupakan hal penting untuk mengurangi gejala penyakit. Pembebatan sendi yang terkena dan pembatasan gerak yang tidak perlu akan sangat membantu dalam mengurangi progresivitas inflamasi. Namun istirahat harus diseimbangkan dengan latihan gerak untuk tetap menjaga kekuatan otot dan pergerakan sendi. Kompres panas dan dingin Kompres panas dan dingin digunakan untuk mendapatkan efek analgesic dan relaksan otot.

Dalam hal ini kompres hangat lebih efektive daripada kompres dingin. Diet Untuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur dietnya. Diet yang disarankan yaitu asam lemak omega-3 yang terdapat dalam minyak ikan.

Pembedahan Pembedahan dilakukan apabila rheumatoid arthritis sudah mencapai tahap akhir. Bentuknya dapat berupa tindakan arhthrodesis untuk menstabilkan sendi, arthoplasty atau total join replacement untuk mengganti sendi. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan. Keputusan dan ketidakberdayaan situasi ketidakmampuan Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya ketergantungan pada orang lain.

Hygiene Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi. Ketergantungan 6. Neurosensori Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan. Gejala : Pembengkakan sendi simetris 7. Keamanan Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki. Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.

Gangguan citra tubuh. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi. Intervensi dan Rasional:. Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas skala Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan dapat mengurangi kerusakan pada sendi d.

Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang menyentak. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan f.

Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi progresif,sentuhan terapeutik, biofeed back, visualisasi, pedoman imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas. Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu. Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan dapat merusak sendi d. Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Memepermudah perawatan diri dan kemandirian pasien.

Tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit e. Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi, menggunakan pegangan tangga pada toilet, penggunaan kursi roda. Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi. Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi steroid. Kriteria Hasil : — Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan.

Intervensi dan Rasional: a. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan. Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual.

Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan perubahan.

Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas. Meningkatkan perasaan harga diri, mendorong kemandirian, dan mendorong berpartisipasi dalam terapi h. Dan pengobatan yg dianurkan atau oleh terapi giziuntuk menentukan diet yg tepat The client will verbalize acceptance of changes brought about by the disease and understanding of treatment and prevention of further deformities klien secara verbal mengerti tentang perubahan yg teradi pada dirinya berupa penyakit dan mengerti tentang pengobatan dan pencegahan dari deformitas.

The nurses role will focus on client education about the disease process, strategies to prevent further injury or deformity, and measures that can be taken to promote decreased loss of bone. Education should emphasize the identification and minimization of controllable risk factors. These include cigarette smoking, excessive use of alcohol and caffein intake.

Strategi pencegahan untuk mencegah cedera dan deformitas dan lebih mengerti dengan tulangnya yg hilang. Edukasi harus sesuai dengan identikasi dan dapat meminimalisir faktor resiko termasuk mncegah mengkonsumsi roko alkohol dan kafein. Exercise programs are recommended that will place some stress on the bones, such as walking and lifting light weights, to strengthen them. Dengan cara ber jalan untuk.

Meningkatkan masa otot dan kekuatan Control of pain is achieved through the use of analgesics, NSAIDs, positioning, relaxation techniques and other pain management modalities.

Teknik relaksasi dan managemen nyeri lainnya Body image can be supported by discussions of acceptance of changes that have occurred. A client with osteoporosis should be able to describe measures that can be taken to decrease the potential for development of the disease and maintain a save living environment to reduce the risk of injury resulting from falls.

Modifikasi gaya hidup. Dan suplemen diet atau medikasi yang dibutuhkan Client will be able to participate in regular exercise programs and able to identify resources available for prevention of disease. Open navigation menu. Close suggestions Search Search. User Settings. Skip carousel. Carousel Previous. Carousel Next. What is Scribd? Explore Ebooks. Bestsellers Editors' Picks All Ebooks. Explore Audiobooks. Bestsellers Editors' Picks All audiobooks. Explore Magazines.

Editors' Picks All magazines. Explore Podcasts All podcasts. Difficulty Beginner Intermediate Advanced. Explore Documents.

Uploaded by Siti Nuur Jannah. Document Information click to expand document information Description: kuliah Asuhan keperawatan. Did you find this document useful?



0コメント

  • 1000 / 1000