Sni 1726 pdf




















Khusus untuk struktur bangunan dengan kategori risiko IV, bila dibutuhkan pintu masuk untuk operasional dari struktur bangunan yang bersebelahan, maka struktur bangunan yang bersebelahan tersebut harus didesain sesuai dengan kategori risiko IV. III D1,4 2. RLLD r atau0,51,61,2 3. WLRLD r 0,5atauatau1,61,2 4. RLLWD r atau0,51,01,2 LED 1,01,2 6. WD 1,00,9 7. Bila beban air F bekerja pada struktur, maka keberadaannya harus diperhitungkan dengan nilai faktor beban yang sama dengan faktor beban untuk beban mati D pada kombinasi 1 hingga 5 dan 7.

Bila beban tanah H bekerja pada struktur, maka keberadaannya harus diperhitungkan sebagai berikut: 1. Pengaruh yang paling menentukan dari beban-beban angin dan seismik harus ditinjau, namun kedua beban tersebut tidak perlu ditinjau secara simultan. Lihat 7. RLD r atau 4. RLLD r atau0,,75 5. EWD 0,7atau0,6 6.

WD 0,60,6 8. ED 0,70,6 Bila beban air F bekerja pada struktur, maka keberadaannya harus diperhitungkan dengan nilai faktor beban yang sama dengan faktor beban untuk beban mati D pada kombinasi 1 hingga 6 dan 8. Dalam perumusan kriteria desain seismik suatu bangunan di permukaan tanah atau penentuan amplifikasi besaran percepatan gempa puncak dari batuan dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus diklasifikasikan terlebih dahulu.

Profil tanah di situs harus diklasifikasikan sesuai dengan Tabel 3 dan 5. Penetapan kelas situs harus melalui penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium, yang dilakukan oleh otoritas yang berwewenang atau ahli desain geoteknik bersertifikat, dengan minimal mengukur secara independen dua dari tiga parameter tanah yang tercantum dalam Tabel 3.

Dalam hal ini, kelas situs dengan kondisi yang lebih buruk harus diberlakukan. Penetapan kelas situs SA dan kelas situs SB tidak diperkenankan jika terdapat lebih dari 3 m lapisan tanah antara dasar telapak atau rakit fondasi dan permukaan batuan dasar. Indeks plastisitas, 20,PI 2. Kuat geser niralir 25us kPa SF tanah khusus,yang membutuhkan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons spesifik-situs yang mengikuti 6. Sebagai gantinya, klasifikasi situs dapat ditentukan sesuai dengan 5.

Lempung dengan plastisitas yang sangat tinggi dengan ketebalan, 7,5H m, dengan indeks plastisitas, 75PI ; 4. N lapisan 30 m paling atas metode N ; Bila chN dan us menghasilkan kriteria yang berbeda, kelas situs harus diberlakukan sesuai dengan kategori tanah yang lebih lunak. Pengukuran kecepatan gelombang geser di lapangan harus dilakukan untuk batuan yang lebih lunak dengan tingkat rekahan fracturing atau pelapukan yang lebih lanjut, jika tidak dilakukan pengukuran, maka situs tersebut diklasifikasikan sebagai kelas situs SC.

Bila kondisi batuan keras diketahui menerus sampai kedalaman 30 m, maka pengukuran kecepatan gelombang geser permukaan boleh diekstrapolasi untuk mendapatkan sv. Bila sebagian dari lapisan n adalah kohesif dan yang lainnya non- kohesif, maka k adalah jumlah lapisan kohesif dan m adalah jumlah lapisan non-kohesif. Simboli mengacu kepada lapisan antara 1 dan n.

Bila 0,S g dan 0,15sS g, maka struktur bangunan boleh dimasukkan ke dalam kategori desain seismik A, dan cukup memenuhi persyaratan dalam 6. Faktor amplifikasi meliputi faktor amplifikasi getaran terkait percepatan pada getaran perioda pendek aF dan faktor amplifikasi terkait percepatan yang mewakili getaran perioda 1 detik vF. Jika digunakan prosedur desain sesuai dengan pasal 8, maka nilai aF harus ditentukan sesuai 8. Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan 0T dan lebih kecil dari atau sama dengan ST , spektrum respons percepatan desain, aS , sama dengan DSS ; 3.

Struktur dengan kategori risiko I, II, atau III yang berlokasi di mana parameter respons spektral percepatan terpetakan pada perioda 1 detik, 1S , lebih besar dari atau sama dengan 0,75 harus ditetapkan sebagai struktur dengan kategori desain seismik E. Struktur yang berkategori risiko IV yang berlokasi di mana parameter respons spektral percepatan terpetakan pada perioda 1 detik, 1S , lebih besar dari atau sama dengan 0,75, harus ditetapkan sebagai struktur dengan kategori desain seismik F.

Semua struktur lainnya harus ditetapkan kategori desain seismik-nya berdasarkan kategori risikonya dan parameter respons spektral percepatan desainnya, DSS dan 1DS , sesuai 6.

Masing-masing bangunan dan struktur harus ditetapkan ke dalam kategori desain seismik yang lebih parah, dengan mengacu pada Tabel 6 atau 7, terlepas dari nilai perioda fundamental getaran struktur, T. Apabila 1S lebih kecil dari 0,75, kategori desain seismik diijinkan untuk ditentukan sesuai Tabel 6 saja, di mana berlaku semua ketentuan di bawah: 1. Pada masing-masing dua arah ortogonal, perkiraan perioda fundamental struktur, aT , yang ditentukan sesuai dengan 7.

Pada masing-masing dua arah ortogonal, perioda fundamental struktur yang digunakan untuk menghitung simpangan antar lantai adalah kurang dari sT ; 3. Persamaan 22 digunakan untuk menentukan koefisien respons seismik , sC ; 4.

Diafragma struktural adalah kaku sebagaimana disebutkan di 7. Apabila digunakan alternatif prosedur penyederhanaan desain pada pasal 8, kategori desain seismik diperkenankan untuk ditentukan dari Tabel 6, dengan menggunakan nilai SDS yang ditentukan dalam 8.

Aksi rencana diperoleh dengan cara mengalikan aksi nominal dengan faktor beban yang sesuai. Dalam hal aksi yang merupakan beban terbagi merata seperti lapis permukaan aspal beton pada jembatan bentang menerus, dimana hanya sebagian aksi adalah mengurangi, maka perencana harus menggunakan hanya satu nilai faktor beban untuk seluruh aksi tersebut.

Perencana harus menentukan faktor beban yang menyebabkan pengaruh paling besar. Perencana harus menentukan aksi-aksi yang bersifat normal atau yang mengurangi. Sebagai contoh, perlu digunakan faktor beban terkurangi untuk berat sendiri jembatan pada waktu menghitung gaya angkat jembatan atau stabilitas bangunan bawah.

Dalam semua hal, faktor beban yang dipilih adalah yang menghasilkan pengaruh total terbesar. Aksi-aksi rencana digabungkan untuk memperoleh kombinasi pembebanan yang telah ditentukan untuk dapat membedakan secara langsung beberapa kombinasi dan menguranginya dengan kombinasi yang memberikan pengaruh paling kecil pada jembatan.

Kombinasi selebihnya adalah yang harus digunakan dalam perencanaan jembatan. Penjelasan yang terperinci dari beban-beban rencana yang digunakan harus dicantumkan dalam gambar perencanaan jembatan sebagai berikut : a. Judul dan edisi tata cara yang digunakan;. Temperatur rencana untuk pemasangan perletakan dan siar muai Apabila diperlukan dalam persyaratan perencanaan, pelaksanaan dan urutan-urutan pemasangan, atau batasan khusus lainnya harus dicantumkan dalam gambar rencana jembatan.

Beberapa aksi dapat mengurangi pengaruh dari aksi-aksi lainnya. Dalam hal ini, perencana harus menggunakan faktor beban yang lebih kecil untuk aksi-aksi tersebut.

Jembatan harus direncanakan sesuai dengan keadaan batas yang disyaratkan untuk mencapai target pembangunan, keamanan, dan aspek layan, dengan memperhatikan kemudahan inspeksi, faktor ekonomi, dan estetika. Dalam perencanaan, Persamaan 1 harus dipenuhi untuk semua pengaruh gaya yang bekerja beserta kombinasinya, tidak tergantung dari jenis analisis yang digunakan. Setiap komponen dan sambungan harus memenuhi Persamaan 1 untuk setiap keadaan batas. Untuk keadaan batas layan dan ekstrem, faktor tahanan harus diambil sebesar 1, kecuali untuk baut yang ditentukan dalam perencanaan jembatan baja, serta kolom-kolom beton pada zona gempa 2, 3, dan 4 yang ditentukan dalam perencanaan jembatan beton.

Seluruh keadaan batas harus dianggap memiliki tingkat kepentingan yang sama besar. Keadaan batas daya layan disyaratkan dalam perencanaan dengan melakukan pembatasan pada tegangan, deformasi, dan lebar retak pada kondisi pembebanan layan agar jembatan mempunyai kinerja yang baik selama umur rencana.

Keadaan batas fatik disyaratkan agar jembatan tidak mengalami kegagalan akibat fatik selama umur rencana. Untuk tujuan ini, perencana harus membatasi rentang tegangan akibat satu beban truk rencana pada jumlah siklus pembebanan yang dianggap dapat terjadi selama umur rencana jembatan. Keadaan batas fraktur disyaratkan dalam perencanaan dengan menggunakan persyaratan kekuatan material sesuai spesifikasi. Keadaan batas fatik dan fraktur dimaksudkan untuk membatasi penjalaran retak akibat beban siklik yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya kegagalan fraktur selama umur desain jembatan.

Keadaan batas kekuatan disyaratkan dalam perencanaan untuk memastikan adanya kekuatan dan kestabilan jembatan yang memadai, baik yang sifatnya lokal maupun global, untuk memikul kombinasi pembebanan yang secara statistik mempunyai kemungkinan cukup besar untuk terjadi selama masa layan jembatan.

Pada keadaan batas ini, dapat terjadi kelebihan tegangan ataupun kerusakan struktural, tetapi integritas struktur secara keseluruhan masih terjaga. Keadaan batas ekstrem diperhitungkan untuk memastikan struktur jembatan dapat bertahan akibat gempa besar. Keadaan batas ekstrem merupakan kejadian dengan frekuensi kemunculan yang unik dengan periode ulang yang lebih besar secara signifikan.

Sistem struktur jembatan harus diproporsi dan didetailkan agar diperoleh perilaku deformasi inelastik pada keadaan batas ultimit dan ekstrem sebelum mengalami kegagalan.

Perangkat disipasi energi gempa dapat digunakan untuk menggantikan sistem pemikul beban gempa konvensional beserta metodologi perencanaan tahan gempa yang dimuat dalam Peraturan Perencanaan Gempa untuk Jembatan. Untuk keadaan batas ultimit maka :.

Alur gaya majemuk dan struktur menerus harus digunakan kecuali terdapat alasan kuat yang. Pemilik pekerjaan dapat menetapkan suatu jembatan atau elemen struktur dan sambungannya sebagai prioritas operasional.

Pengklasifikasian harus dilakukan oleh otoritas yang berwenang terhadap jaringan transportasi dan mengetahui kebutuhan operasional. Untuk keadaan batas ultimit maka : untuk jembatan penting atau sangat penting. Beban permanen dan transien sebagai berikut harus dipehitungkan dalam perencanaan jembatan :. Gaya total terfaktor yang digunakan dalam perencanaan harus dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :. Prosedur tegangan yang diizinkan Pasal 1.

Memenuhi persetujuan dari pihak yang berwenang untuk proyek individual, prosedur berbasis kinerja Pasal 1. Diizinkan untuk menggunakan prosedur alternatif untuk bagian yang berbeda dari suatu struktur dan untuk kombinasi beban yang berbeda, memenuhi batasan Pasal 2. Bila ketahanan terhadap peristiwa luar biasa diperhitungkan, prosedur dari Pasal 2. Komponen struktural dan nonstruktural dan sambungan-sambungannya harus memiliki kekuatan yang memadai untuk menahan kombinasi beban yang berlaku Pasal 2.

Komponen struktural dan nonstruktural serta sambungan-sambungannya dirancang dengan prosedur berbasis kinerja harus ditunjukkan dengan analisis sesuai dengan Pasal 2. Komponen struktural dan nonstruktural yang memikul beban mati, hidup, lingkungan, dan lainnya kecuali gempa, tsunami, banjir, dan beban-beban dari kejadian luar biasa harus didasarkan pada keandalan target dalam Tabel 1.



0コメント

  • 1000 / 1000